Search Other Travel and Tourism Article, Journal, or Book Here

Custom Search

Tessification, Magico-Comedio, dan Wisata Batu Akik

Tessification, Magico-Comedio, dan Wisata Batu Akik 
I Wayan Wijayasa

Pendahuluan
Dalam prasejarah sejarah bangsa Indonesia, nampaknya penggunaan batu tidak dapat dipisahan dari kehidupan mahluk manusia di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peralatan sederhana manusia yang terbuuat dari batu. Buktinya, masuk saja di museum purbakala, maka akan kita temukan berbagai peralatan kuno manusia yang terbuat dari batu. Bagunan-bangunan besar yang dibuat berundak juga sering dikatakan oleh para arkeolog sebagai perkembangan Jaman Megalitikum (Batu Besar), misalnya candi.

Dalam perjalanan manusia modern Indonesia, potensi matu akik mampu membawa kembali peradaban lampau. Ini dapat dikatakan sebagai reinvensi kebudayaan zaman batu di jaman modern.Pada dasarnya, penggunaan batu akik di Indonesia tidak pernah mengalami masa kepunahan sama sekali, meskipun pengguna batu akik sering diberi stempel dukun, paranormal, dsb. Batu akik tetap digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang menghargai keindahan seni alami batu.

Diakui atau tidak, Pelawak Tessy merupakan salah satu artis yang sejak lama mengilhami penggunaan batu akik sebagai perhiasan, terutama cincin. Cincin akik yang dipasang pada setiap jemari Tessy memberikan karakter tersendiri dalam lawakannya. Ada upaya memanggungkan 'magic' dalam komedi yang dibawakan. Artinya, Tessy memanggungkan segi-segi humoris yang terlahir dari penggunaan batu akik di Indonesia. Tanpa disadari, pelemahan stempel 'magis' dan 'dukun' pada batu akik secara perlahan menarik orang yang awalnya tidak suka batu akik menjadi berusaha mencari makna seni penggunaan asesoris batu akik. Dalam hal ini, Tessy dapat dipandang sebagai tokoh yang mempopulerkan unsur 'Magico-Comedio' batu akik di Indonesia.

Saat ini, penggunaan batu akik sudah sangat populer di Indonesia. Bahkan, Indonesia nampaknya mengalami sebuah proses yang saya istilahkan sebagai 'Tessification' atau 'Tessifikasi'. Saya mencoba mencari diinternet mengenai penggunaan istilah 'Tessification' dan 'Tessifikasi', namun nampaknya belum ada yang menggunakan untuk tujuan menggambarkan fenomena batu akik. Ada kata 'Tessification' diinternet, namun nampaknya bukan digunakan untuk menggambarkan trend batu akik. Jadi, nampaknya tulisan ini menjadi yang pertama menggunakan kata-kata tersebut. Secara umum, Tessification atau tessifikasi dimaksudkan sebagai sebuah fenomena, proses, dan pengaruh penggunaan batu akik sebagai perhiasan, baik sebagai mata cincin, kalong, pendant, anting, gelang, dan sebagainya. Secara khusus, istilah Tessification atau Tessifikasi ditujukan kepada mereka yang mengikuti gaya Tessy, menggunakan beberapa perhiasan yang mengandung batu akik pada saat yang bersamaan. Misalnya, jika secara normal masyarakat menggunakan satu atau dua cincin batu akik, maka Tessy menggunakan lebih dari satu atau dua. Fenomena inilah yang secara khusus saya pandang sebagai Tessification atau Tessifikasi. Beberapa publikasi di media sosial, berita televisi, koran, dan majalah dapat dijadikan referensi Tessifikasi ini.

Asal kata 'TESSIFIKASI'
Kata 'Tessy' merupakan akar kata dari 'Tessifikasi'. Mengapa menjadi atau harus menjadi Tessifikasi? Hal ini mengikuti kaidah yang umum berlaku. Lihatlah contoh pembentukan kata 'komodifikasi'.
Asal kata: Commodity
Ditambah akhiran -fy, maka menjadi: Commodify, kemudian menjadi Commodification.
Begitu pula pada kata Tessy, menjadi Tessify, akhirnya menjadi Tessification, Jika kata Tessification diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia maka akan menjadi Tessifikasi.

Nah, selanjutnya adalah apa hubungan dari Tessification/Tessifikasi dengan wisata batu akik? Perkembangan penggunaan batu akik di Indonesia telah memotivasi komodifikasi batu akik. Nilai ekonomi ditambah nilai magis yang masih tersisa ternyata mampu menggerakkan manusia untuk melakukan perjalanan, berburu batu akik sambil liburan. Wawancara tak terstruktur kepada beberapa penggemar batu akik di Mini Smith House (salah satu galeri batu akik untuk wisatawan di Batubulan, Bali) menunjukkan bahwa sambil liburan, wisatawan sangat ingin mengoleksi batu dari daerah yang dikunjungi. Jika mereka ke Bali, maka batu akik Bali yang di cari, jika mereka ke Sumatera, mereka mencari akik sungai dareh atau raflesia. Jadi, oleh-oleh batu akik saat ini sedang trend. Apalagi, batu akik dikombinasikan dengan bahan dasar perak, emas, lapis emas, atau platinum, maka perhiasan tersebut menjadi sangat berharga.

Wisata Batu Akik: Bentuk, Fungsi, dan Makna
Wisata Batu Akik merupakan intilah yang baru-baru ini dipopulerkan oleh media massa. Tentu, yang dimaksudkan adalah wisata yang tujuannya mencari tahu, mengoleksi, menghargai, atau hanya sekedar melihat-lihat batu akik. Jadi, batu akik mmenjadi sasaran wisata. Bisakah? Tentu saja bisa. Penelitian sederhana menunjukkan bahwa memang ada motivasi pada beberapa wisatawan untuk mengkoleksi batu akik dari daerah tujuan wisata. Ketika tujuan pariwisata itu bersifat 'tidak tunggal', maka niat melihat/mengkoleksi batu akik pun bisa dikategorikan sebagai motivasi/tujuan berwisata. Bentuk wisata batu akik:
1. Mengunjungi tempat pembuatan perhiasan dan galeri perak yang menyediakan batu akik (Misal. Mini Smith House)
2. Mengunjungi padar tradisional yang memiliki gerai/penjual batu akik (Misalnya Pasar Burung, Pasar Klungkung, dll)
3. Membeli atau sekedar melihat-lihat perhiasan batu akik di sekitar panggung Barong, Water Sport Area Tanjung Benoa, dan tempat berkunjung wisatawan lainnya dimana sering didatangi oleh pedagang asongan yang menjajakan batu akik.

Fungsi batu akik:
1. Seni
2. Meningkatkan kepercayaan diri
3. Aura
4. Kesehatan
5. Investasi (meskipun alasan ini sudah banyak dibantah)
6. Perlindungan diri

Makna batu akik
1. Penggunaan batu akik sebagai simbol status sosial. 
2. Trend Batu akik menguatkan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang masih sangat mudah mengikuti tren yang sedang berlaku.
3. Reinvensi batu akik mencirikan bahwa ada apresiasi terhadap sumberdaya alam berharga Indonesia.
4. Reinvensi batu akik mencirikan bahwa bangsa indonesia sedang mencari (in search for) keunikan budaya yang sebelumnya sempat memudar.
5. Batu akik sebagai simbul peradaban manusia Indonesia di awal abad 21.
6. Batu sebagai salah satu sumber daya manusia yang melimpah di bumi memberikan manfaat yang sangat besar secara ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Batu tersebut bukan hanya batu permata atau akik, beberapa batu lain juga bermanfaat seperti batu limestone, batu paras, batu apung, batu kali, marmer, dan batu-batu lainnya. 

Makna Tessifikasi
Tessifikasi menunjukkan semakin memperjelas bahwa masyarakat Indonesia sangat mudah dipengaruhi trend. Trend-setter banyak, trend follower juga banyak. 

NB: 
Catatan kecil ini semestinya menjadi bagian disertasi, namun setelah didiskusikan kesana-kemari, banyak yang mengatakan bahwa ide mengangkat pariwisata batu akik 'tidak cukup untuk penelitian desertasi', jadi catatan ini saya sebarluaskan diblog.

Sumber:
http://badarbatur.blogspot.com/
http://wijayasa2002.wix.com/minismithhouse
http://id.wikipedia.org/wiki/Tessy
http://citizen6.liputan6.com/read/2164929/wisata-batu-akik-di-kampung-pak-sby
http://www.ikatcincin.com/2015/03/batu-akik.html
http://nasional.sindonews.com/read/997296/18/batu-akik-dan-wisata-1430789046
http://www.lensaindonesia.com/2015/04/08/pemkab-bandung-bangun-sentral-wisata-batu-akik.html
http://mangkoko.com/jalan-jalan/wisata-alam/pesona-pacitan-adalah-goa-pantai-dan-batu-akik
http://www.goresanpemikiran.com/2015/04/tempat-wisata-batu-akik-sungai-ciliwung.html
http://pewartayogya.com/tak-hanya-potensi-wisatanya-yang-diminati-potensi-batu-akik-di-kedungmiri-juga-diminati/

Tag

Tourism Studies, Tourism Management, Tourism Destination Management (DMC), Tourism Destination Organizer, Tourism Curriculum, Sex and Tourism, Museum, Hotel Management, Tourism Research, Tourism Article, Tourism Journal, Tourism Marketing, Tourism Marketing Strategy, etc

blogger templates | Make Money Online